Suaraindonesia.online,-Hari Raya Idul Adha adalah momen yang penuh makna dan inspirasi. Kisah-kisah dari perayaan ini mengajarkan kita tentang kesabaran, pengorbanan, dan keikhlasan. Peristiwa Nabiyullah Ibrahim AS, Putranya Ismail As dan Istrinya Siti Hajar mengajarkan kita bertapa keluarga Harmonis dan penuh ketaatan kepada Allah SWT Rabbul Izzati mengingatkan kita untuk memperkuat iman kita, berbagi kebahagiaan dengan sesama, dan menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT. Semoga kita bisa mengambil pelajaran berharga ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari kita. hal ini disampaikan Tgk.Agustari Husni,S.Pd.I Rais Am PC-RTA Kota Subulussalam Via WhattsApp Pirbadi miliknya saat dikonfirmasi awak media ini makna yang terkandung dibalik Idul Adha,Kami (29/06/2022)
Adapun menurutnya, Makna Idul Adha adalah “Kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS untuk mengorbankan anak kandungnya demi mengikuti perintah Allah, membuatnya menjadi seorang Nabi dan Rasul yang Ulul Azmi dan mendapat gelar Khalilullah besar.
Kisah tersebut memiliki makna yang dapat diteladani oleh umat Muslim”,ujarnya.
Lanjutnya,”Ketakwaan, Pengertian takwa sendiri berkaitan dengan ketaatan seorang hamba pada Sang Khalik dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Koridor agama (Islam) mengemas kehidupan secara harmoni seperti halnya kehidupan dunia-akhirat.
Ketaatan Nabi Ibrahim AS ini lah yang perlu menjadi patokan dalam menjalankan perintah Allah SWT, bahkan ketika Ia diperintahkan untuk menyembelih anak kandungnya sendiri, Nabi Ismail AS”, terangnya.
Sambungnya,”Hubungan Antar Umat Manusia, Salah satu ibadah umat Islam yang diperintahkan Allah SWT adalah dengan mempererat hubungan antar manusia atau hablumminannas.
Hal itu dapat diwujudkan dengan meningkatkan kepedulian dan solidaritas serta kepekaan sosial melalui hubungan antar manusia tersebut.
Anehnya saat ini banyak sekali kita yg mampu dan mempunyai kelebihan harta, tapi masih enggan untuk melaksanakan pemotongan hewan Qurban yg salah satu hikmahnya utk bisa saling berbagi kepada masyarakat Faqir dan miskin. Terkadang sebagian kita sudah beberap kali melakukan ibadah serimonial dan hanya untuk peribadi, namun rasa kepekaan sesama masih acuh tak acuh, tetangga terkadang masih ada yg kelaparan bahkan kaum Qarabat Tdk dipeduli dan Tdk jarang orang tua pun ditelantarkan dalam arti kata (nafsi-nafsi) padahal kisah diatas menyuruhkan kita agar bisa selalu berbagi sesama.
Demikian juga, salah satu anjuran dibulan haji ini, yaitu berpuasa dilaksanakan agar merasakan hidup seorang dhuafa yang tak bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari, khususnya makanan.
Dengan menyembelih hewan qurban dan membagikannya kepada kalangan tidak mampu juga merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial seorang Muslim kepada sesamanya”,jelas Tgk.Agustari Husni.
Tambanya lagi,Peningkatan Kualitas Diri,Dari kisah Nabi Ibrahim AS tersebut, beberapa ciri dan cikal bakal akhlak terpuji seorang Muslim telah dicontohkannya dalam menghadapi ujian dan cobaan yang diberikan Allah SWT.
Kegigihan keluarga Nabi Ibrahim AS juga ditunjukkan dengan menempati lembah yang gersang dan tandus, untuk selanjutnya diberikan Allah SWT mata air Zamzam yang sampai saat ini juga tidak pernah kering.
Hikmah yang dapat diambil dari pelaksanaan salat Idul Adha adalah bahwa pada hakikatnya manusia adalah sama. Yang membedakan hanyalah ketakwaannya.
Bagi yang menunaikan ibadah Haji, pada waktu wukuf di Arafah juga memberikan gambaran bahwa kelak manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk dimintai pertanggungjawaban selama hidupnya.timpalnya.
Diujung pembicaraannya,Tgk.Agustari Husni mengucapkan,Kami sekeluarga mengucapka,Selamat Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijjah 1444 H
تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَمنِْكُمْ صِيَامَنَا وَصِيَامَكُمْ,
كُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ. اَللّهُمَّ اجْعَلْنَا وَإِيَّاكُمْ مِنَ العَائدِ يْنَ وَالفَائزِيْنَ وَالمَقْبُوْلِيْنَ.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan, umur yang barokah, dan menjadikan kita orang yang bertaqwa,Aamiin yarabbal’alamin,pungkasnya.
Pewarta : H@r
