Pria Lansia Desa Olehsari Gantung Diri Akibat dugaan Fitnah

Banyuwangi, Suaraindonesia.Online- Warga Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, digemparkan dengan peristiwa tragis yang menimpa seorang pria lanjut usia, korban berinisial S, yang ditemukan meninggal dunia akibat gantung diri di dalam rumahnya sendiri, pada Jumat siang (16/5/2025).

Korban yang berprofesi sebagai buruh harian lepas tersebut diketahui tinggal seorang diri sejak kepergian istrinya. Ia ditemukan dalam kondisi tak bernyawa sekitar pukul 11.00 WIB oleh adiknya, Sanusi (62), yang datang untuk mengantarkan makanan.

Bacaan Lainnya

“Setibanya di lokasi, saksi mendapati korban tergantung pada blandar rumah dengan leher terikat kain sarung berwarna hijau bercorak merah. Posisi korban tepat di atas tempat tidurnya. Saat dicek, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia,” ungkap Kapolsek Glagah, AKP Pudji Wahyono, S.H., saat dikonfirmasi.

Saksi langsung memanggil menantu korban dan warga sekitar. Tim dari Polsek Glagah bersama Inafis Polresta Banyuwangi dan tenaga medis dari Puskesmas Paspan kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan jenazah. Hasil visum luar tidak menemukan tanda kekerasan fisik, kecuali bekas jeratan pada leher dan ciri khas gantung diri.

Yang menjadi perhatian khusus dalam penyelidikan adalah ditemukannya surat tulisan tangan yang diduga merupakan pesan terakhir korban. Dalam surat tersebut, korban mengungkapkan perasaan kecewa dan malu akibat fitnah yang ia terima dari seseorang bernama “Wan”, yang menuduhnya mencemarkan merusak seseorang berinisial A.

Korban membantah keras tuduhan tersebut dan merasa bahwa nama baiknya telah dirusak di tengah masyarakat. Ia juga menyatakan bahwa dirinya tidak pernah memiliki niat atau perhatian khusus terhadap A, dan menyebut bahwa tuduhan tersebut sangat menyakitkan hingga membuatnya kehilangan kehormatan di lingkungan sekitar.

“Dari pesan yang ditemukan, tampak jelas bahwa korban mengalami tekanan psikologis akibat tuduhan yang ia anggap tidak benar. Ini menunjukkan betapa serius dampak dari sebuah fitnah,” jelas AKP Pudji Wahyono.

Keluarga korban mengonfirmasi bahwa dalam beberapa hari terakhir, Saadi menunjukkan perubahan perilaku: lebih pendiam, menarik diri, dan enggan bersosialisasi. Mereka menerima kematian ini sebagai musibah dan menolak dilakukan autopsi. Penolakan tersebut disertai surat pernyataan resmi yang diketahui oleh Kepala Desa dan Kepala Dusun setempat.

Beberapa barang bukti yang diamankan oleh pihak kepolisian antara lain satu kain sarung yang digunakan korban, sebuah ponsel merek Nokia, dompet berisi identitas korban, serta surat tulisan tangan yang diduga kuat sebagai pesan terakhirnya.

Jenazah telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan secara layak.

Menanggapi kasus ini, Kapolsek Glagah menyampaikan imbauan kepada masyarakat agar lebih bijak dalam bertutur kata dan menyebarkan informasi yang belum terbukti kebenarannya.

“Isu atau fitnah bisa berdampak fatal, seperti dalam kasus ini. Kami mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi mental orang-orang di sekitar, terutama lansia yang hidup sendiri. Jangan ragu melaporkan kepada kami jika mengetahui adanya warga yang mengalami tekanan psikologis atau sosial,” tutur AKP Pudji Wahyono.

Pewarta: Ganda

Editor: 5093N9

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *