Redaksi: Rahman.Permata
Manokwari- Perum Bulog Cabang Manokwari, Papua Barat melakukan penggantian satu ton beras bantuan pangan yang kedapatan diperjualbelikan oleh pedagang di Kabupaten Teluk Wondama.
Kepala Perum Bulog Cabang Manokwari Armin Bandjar di Manokwari, Kamis, mengatakan beras bantuan satu ton yang diperjualbelikan tersebut dianggap hilang akibat kesalahan distribusi oleh PT. Yasa Artha Trimanunggul (YAT).
“Beras satu ton tersebut diperuntukkan penerima bantuan pangan (PBP). Jika beras bantuan pangan dijual maka ada yang tidak mendapatkan bantuan. Untuk itu kita segera melakukan penggantian,” katanya.
Ia mengatakan sebanyak satu ton beras bantuan pangan yang dijual di Kabupaten Teluk Wondama tersebut merupakan program bantuan pangan tahun 2023.
Ia menjelaskan secara prosedural, jika terjadi kasus penjualan tersebut, pihak penyalur atau distributor yaitu PT YAT harus membeli beras pengganti sesuai jumlah yang dijual yaitu satu ton. Beras tersebut kemudian disalurkan pada Penerima bantuan yang belum mendapatkan.
“Hari ini kita sudah lakukan serah terima penggantian antara Bulog dan PT YAT dan disaksikan pihak Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Papua Barat,”
Ia menambahkan setelah serah terima tersebut PT YAT langsung melakukan proses distribusi ke Kabupaten Teluk Wondama.
Dirinya berharap, sebagai pihak yang sudah dipercayakan sebagai pengangkut atau distributor beras bantuan, PT YAT harus mengantarkan sampai ke tujuan penerima manfaat. Jangan sampai kejadian serupa terulang lagi.
Seperti diketahui Pemkab Teluk Wondaman bersama aparat TNI Polri menemukan praktik penjualan 1 ton beras bantuan pangan saat inspeksi mendadak kestabilan harga kebutuhan pokok menjelang Idul Fitri 1445 Hijriah, Selasa (26/3).
Beras itu diketahui merupakan bantuan pangan beras dari pemerintah pusat periode November-Desember 2023 untuk Kabupaten Teluk Wondama yang belum sempat disalurkan kepada keluarga penerima manfaat.
Untuk persoalan ini aparat keamanan bisa menjalankan seluruh proses hukum sesuai ketentuan dan menghukum para pelaku agar ada efek jera,” harap Armin Bandjar(**)