Oleh : Tgk.Agustar Husni, S.Pd.I.,M.Pd
Suaraindonesia.online — Hampir semua anak Adam selalu menginginkan pujian atas hal-hal yang benar, selalu ingin perilaku dan tindak tanduknya dinilai benar dan mendapat pujian, tetapi ternyata hal-hal yang dianggap pujian, atau dinilai benar tidak semuanya berdasarkan pada Kebenaran.
Tidak semua kesalahan harus dibungkus dengan retorika pembenaran, tidak semua perilaku kita jadi telanjang tanpa pakaian pembenaran. Tidak semua kepalsuan dibungkus rapi agar terlihat benar.
Ada jarak yang jauh antara kebenaran dengan (yang sekedar) pembenaran, Kebenaran bersumber dari Allah, sedangkan pembenaran bersumber dari hati yang sakit.
Maka dari itu Tak perlu mencari pembenaran dari orang lain, karena sejatinya kita tidak membutuhkan itu.
Yang dimana Allah SWT berfirman tentang kebenaran yang atinya:
147. kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu Termasuk orang-orang yang ragu. (al-Baqarah: 147)
Sementara tentang pembenaran Allah berfirman yang artinya:
“dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. mereka menjawab: “Sesungguhnya Kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (al-Baqarah:11).
Pencari kebenaran selalu mengintrospeksi dirinya, sedangkan pengguna pembenaran selalu menutupi cacatnya.
Rasulullah SAW bersabda,
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ رواه الترمذي وابن ماجه
“Orang yang pandai adalah yang mengekang jiwanya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang lemah adalah yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan banyak berangan-angan terhadap Allah. (HR at-Turmudzi dan Ibnu Majah)
Kebenaran terkadang pahit dan tidak sesuai dengan hawa nafsu sedangkan pembenaran selalu mengikuti hawa nafsu.
Rasulullah SAW bersabda,
حُفَّتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ رواه البخاري ومسلم واللفظ له
“Surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai, sedangkan neraka dikelilingi oleh syahwat.” (HR al-Bukhari dan Muslim)
Ali bin Abi Thalib berkata, “Tidak perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun”, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak akan percaya itu”. Karena pada hakikatnya Kebenaran melahirkan kebaikan, sedangkan pembenaran melahirkan kerusakan.
(Kontributor : Tgk. Agustari Husni, S.Pd.I., M.Pd Ketua / Rais ‘Am Rabithah Thaliban Aceh Cabang Kota Subulussalam)
Editor : Muhammad Adhar






