Rumah Sakit Jenderal Ahmad Yani Metro Telah Menjadi Rumah Sakit Tipe B Regional Dua Rujukan

Metro,Suaraindonesia.online – 

Pemerintah Kota Metro melalui UPTD Rumah Sakit jenderal Ahmad Yani meresmikan Instalasi Dialisis guna semakin mengoptimalkan pelayanan dengan telah di tentukannya sebagai rumah sakit rujukan tipe B di provinsi Lampung.

Peresmian yang mengambil tema ” layanan dialisis yang optimal aman dan nyaman dengan konsep wisata” tersebut tampak dihadiri ketua DPRD Kota metro Tondi Muammar Ghadafi Nasution, Ketua komisi II DPRD Metro Fahmi Anwar, Sekda, staf ahli, asisten pemerintah, kepala OPD ,dewan pengawas RSUD serta tamu undangan yang ditentukan.

Walikota Metro Wahdi Sirajuddin saat di konfirmasi mengatakan dengan telah di tetapkan sebagai rumah sakit tipe B maka tanggung jawab pelayanan harus semakin maksimal.

“Rumah Sakit jenderal Ahmad Yani telah menjadi rumah sakit tipe b regional dua rujukan, yang mana pusat rujukan itu diharuskan selesai di sini bila tidak selesai di sini maka pelayanan masyarakat tidak genap namanya,” kata Wahdi usai peresmian Instalasi Dialisis, Selasa 25/6/2024.

Di mengatakan dalam peresmian ini juga dikatakan telah menambah alat cuci darah menjadi 40 bed.

“Ini juga terdapat penambahan dari 17 bet menjadi 40 Mesin Hemodialisa itu sangatlah penting dan harus di backup dengan baik pemerintah Kota Metro tentu konsentrasi terhadap pelayanan karena ini adalah rumah sakit rujukan,” ucapnya.

“Dan kenapa ada penambahan dari 17 ke 40 unit itu berarti ada penambahan atau peningkatan pasien penderita seperti gagal ginjal, kita juga tetap terus utama upayakan edukasi untuk menghindari kasus-kasus seperti ini,” ucapnya.

Dengan doa dan harapan Walikota berpesan kepada masyarakat agar terjaga dari penyakit gagal ginjal.

“Pesan saya yang pertama adalah bersyukur.

Yang kedua jaga pola hidup dengan baik, seperti menjaga diri kita, pola makan , pola tidur serta hindarkan obat-obatan yang tidak jelas asal usulnya,” pesannya.

“Dan kita pastikan pemerintah daerah bersama DPRD akan terus mendukung pengembangan Rumah Sakit agar menjadi rumah sakit rujukan utama,” tegas walikota.

“Harapannya setelah 40 ini tidak ada penambahan, tetapi kita lakukan ini karena memang saat ini dalam keadaan darurat yang mana menjadi free Valencia sangat tinggi maka kita harus siapkan guna pelayanan kepada masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu direktur Rumah Sakit jenderal Ahmad Yani dr Fitri Agustina, M.K.M dalam kesempatannya mengatakan instalasi dialisis berdiri sejak 2004 yang awal mula hanya dua mesin.

“Sejarah berdirinya dialisis jenderal Ahmad Yani itu pada tahun 2004 yang diawali dua mesin Hemodialisa dan terus berkembang hingga saat ini yang beroperasi ada 15 mesin cadangan 2 mesin jadi 17 Mesin Hemodialisa,” papar direktur pada awak media.

“Dan dalam waktu dekat dengan bertahap akan menambah menjadi 40 dengan rincian 15 unit di lantai 1 dan 25 unit di lantai 2, penambahan dilakukan sesuai dengan prosedur dengan ketentuan yang berlaku di BPJS Kesehatan,” sambungnya lagi.

Ia juga mengungkapkan saat ini pasien untuk cuci darah di rumah sakit telah mencapai 90 orang dan yang mendaftar hampir 100 orang.

“Harapannya jangan sampai menambah lagi tentunya kita mencegah itu dengan cara promotif, preventif dan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan memberikan edukasi hal-hal yang tidak boleh dimakan atau menjaga pola hidup,” jelasnya.

“Dan seperti halnya home care yang telah kita lakukan serta bekerja sama dengan Dinas Kesehatan guna di lakukan nya pemantauan terhadap pasien yang telah melakukan pengobatan di rumah sakit jenderal Ahmad Yani,” pungkasnya

(Tim/red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *