Peranan Tauhid Dalam Kehidupan

Ket foto : Tgk.Agustari Husni, S.Pd.I.,M.Pd

Suaraindonesia.online — Peranan Tauhid dalam Kehidupan adalah untuk memberikan pemahaman lebih jauh mengenai tauhid, berikut fungsi dan peranan tauhid atau akidah sebagaimana dijelaskan Tgk.Agustari Husni, S.Pd.I.,M.Pd, dalam buku Pendidikan Tauhid dalam Perspektif Konstitusi.

1. Menuntun dan mengemban dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir.

Bacaan Lainnya

2. Memberi ketenangan dan ketentraman jiwa. Dalam hal ini, agama sebagai kebutuhan fitrah akan menuntut dan mendorong manusia untuk terus mencari atau mendalaminya.

3. Menjadi pedoman hidup yang pasti. Meyakini Tuhan akan memberikan arahan dan pedoman yang pasti dalam kehidupan manusia

Selain ketiga hal tersebut, Abu Muda Tgk.Agustari Husni. menjelaskan mengenai peranan tauhid. Ia mengatakan bahwa tauhid berperan menjauhkan manusia dari pandangan yang sempit dan picik, menanamkan rasa percaya diri dan mengerti harga diri, serta membentuk manusia menjadi jujur dan adil.

Tauhid juga berfungsi untuk menghilangkan sifat murung dan putus asa dalam menghadapi rumitnya berbagai persoalan serta membentuk pendirian yang teguh, memiliki kesabaran, ketabahan, dan optimisme.

Dijelaskannya, lebih lanjut dalam buku tersebut, tauhid artinya sebuah bagian penting dari iman kepada Allah SWT. Tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah, baik dalam zat, asma, maupun sifat-Nya.

Jenis-jenis Tauhid

Tauhid terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid asma wa sifat. Pembagian ketiganya mengacu pada Al-Qur’an surah An Nas.

1. Tauhid Rububiyah

Tauhid rububiyah adalah meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta, pemilik, dan pengendali alam raya. Dia dapat menghidupkan dan mematikan dengan takdir-Nya serta dapat mengendalikan seluruh alam semesta dengan sunah-sunah-Nya.
Memahami tauhid rububiyah bertujuan agar manusia mengakui tentang keagungan Allah SWT atas semua makhluk yang diciptakan-Nya. Allah SWT berfirman dalam surah Al Mu’minun ayat 86-87:
قُلْ مَنْ رَّبُّ السَّمٰوٰتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ – ٨٦ سَيَقُوْلُوْنَ لِلّٰهِ ۗقُلْ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ – ٨٧
Artinya: “Katakanlah, “Siapakah Tuhan yang memiliki langit yang tujuh dan yang memiliki ‘Arsy yang agung?” Mereka akan menjawab, “(Milik) Allah.” Katakanlah, “Maka mengapa kamu tidak bertakwa?”

2. Tauhid Uluhiyah

Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah SWT dalam mengerjakan ibadah, seperti salat, puasa, zakat, berkurban, berserah diri, dan berharap pada-Nya.
Tauhid jenis ini bertujuan agar manusia mengetahui bahwa hanya Allah SWT semata yang berhak disembah dengan benar. Sehingga, hal ini menjadikan manusia tunduk, taat, dan mengikuti perintah-Nya.
Ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang tauhid uluhiyah termaktub dalam surah An Nahl ayat 36.
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُ ۗ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ – ٣٦
Artinya: “Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).”

3. Tauhid Asma wa Sifat

Tauhid asma wa sifat adalah beriman kepada nama-nama Allah SWT dan sifat-Nya, sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an dan sunnah rasul-Nya.
Mempelajari tauhid yang artinya beriman kepada nama Allah dan sifat-Nya ini bertujuan untuk mengetahui bahwa apa yang Allah SWT sifatkan untuk dirinya adalah benar (haq) dan mutlak. Allah SWT berfirman:
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ لَهُ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى – ٨
Artinya: “(Dialah) Allah, tidak ada tuhan selain Dia, yang mempunyai nama-nama yang terbaik.” (QS. Taha: 8).

Red//

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *