Perampokan Gading Jaya: Oknum Polisi Disebut, Pemanggilan Makin Gelap

Merangin, Jambi – Proses pendalaman dugaan keterlibatan oknum polisi berinisial Bripka C dalam kasus perampokan bersenjata di Desa Gading Jaya memasuki babak baru yang semakin gelap dan penuh tanda tanya. Setelah pernyataan terbuka Bripka C yang meminta konfrontasi langsung dengan para tersangka, kini giliran pihak penyidik yang menjadi sorotan publik.

Suara Indonesia telah melakukan konfirmasi resmi kepada Kasat Reskrim Polres Merangin, menanyakan tindak lanjut pemeriksaan terhadap oknum polisi yang namanya disebut dalam pengakuan para pelaku.

“Masih kami dalami pak,” jawab Kasat Reskrim singkat saat ditanya pada Selasa (25/11/2025).

Namun ketika ditanya kembali, khusus tentang apakah Bripka C sudah dipanggil atau diperiksa, Kasat Reskrim tidak memberikan jawaban. Ia memilih diam, meninggalkan ruang spekulasi yang semakin melebar.

Keheningan ini justru menabalkan teka-teki baru di balik kasus perampokan bersenjata yang telah menahan enam orang pelaku dan menyeret nama oknum anggota. Publik kini menunggu kepastian, apakah proses hukum berjalan, atau ada sesuatu yang sedang disembunyikan?

Dalam berita Suara Indonesia tanggal 23 November 2025, Bripka C menyampaikan beberapa hal krusial, ia meminta konfrontasi langsung dengan para tersangka, ia mengaku meminta Intelkam dan Reskrim melakukan pemeriksaan penuh (sele-greb) terhadap HP miliknya dan HP para pelaku, ia menyatakan siap diperiksa kapan saja oleh penyidik.

Namun hingga informasi ini diturunkan, belum ada kepastian apakah pemeriksaan itu benar-benar telah dilakukan.

Sementara itu, para pelaku sebelumnya mengaku menjuluki seorang oknum dengan sebutan “Ketua 01”, sosok yang mereka klaim memberi arahan sebelum dan sesudah perampokan. Nama Bripka C disebut dalam konteks itu, meski ia telah keras membantah.

Jawaban singkat “masih kami dalami” disusul keheningan ketika ditanya soal pemanggilan anggota, memunculkan tiga kemungkinan:

  1. Pemeriksaan belum dilakukan, meski nama oknum sudah mencuat ke publik.
  2. Pemeriksaan sedang berlangsung, tetapi disembunyikan dari publik.
  3. Ada tekanan internal atau sensitivitas tinggi yang membuat penyidik memilih diam.

Di tengah ketegangan itu, kasus Gading Jaya kini bergerak bukan hanya pada ranah kriminal, tetapi juga pada bayang-bayang konflik internal institusi.

Suasana semakin menakutkan karena kasus ini sudah menyeret enam pelaku ditahan, satu oknum polisi disebut dalam pengakuan, dan kini, penyidik sendiri memilih diam pada pertanyaan paling krusial “apakah oknum itu sudah diperiksa?”.

Publik berhak mengetahui perkembangan sebenarnya dari kasus yang kini membetot perhatian Merangin.

(Red.)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *